Long
Island, AS, Masih ingat dengan Adem Lefkowitz? Bocah malang asal Long Island
ini harus merasakan 15 kali serangan stroke dalam sehari namun tak ada yang
tahu penyakit apa yang sebenarnya menggerogoti tubuh bocah itu.
Baru-baru ini tim dokter mengaku
berhasil menemukan diagnosis untuk Adam. Mereka menduga Adam terkena penyakit
sangat langka yang dikenal dengan nama 'penyakit Degos'.
Sebelumnya dokter menyimpulkan bahwa
Adam terkena CNS (Central Nervous System) Vasculitis, penyakit langka yang
menyerang pembuluh darah otak serta saraf tulang belakangnya. Kali ini, dokter
memperbarui diagnosis dengan mengatakan bahwa Degos juga bisa muncul bersamaan
dengan vasculitis ini.
Sayang, karena kelangkaannya itu, tak
banyak informasi tentang penyakit yang tak dapat disembuhkan ini. Degos hanya
diketahui dapat mengakibatkan komplikasi mematikan seperti perut berlubang.
Tak heran ketika Adam diharuskan
menjalani operasi dadakan karena ia mengeluh nyeri perut yang akut, orang tua
anak berumur lima tahun itu pun harus siap dengan kemungkinan terburuk. Ia
sendiri sudah kehilangan kemampuan untuk menggerakkan kedua kakinya, membuka
mata kanannya hingga ke kamar mandi seorang diri.
Di laman Facebooknya, sang ayah, Evan
mengungkapkan ia dan keluarga mengaku hanya bisa banyak-banyak berdoa demi
kesembuhan anaknya.
Apalagi Adam didiagnosis mengidap
penyakit Degos yang paling parah. Jenis ini bisa mengakibatkan penyumbatan pada
pembuluh darah pasien, termasuk menyerang sistem saraf pusatnya. Tak heran pada
kasus Adam, ia tak lagi mampu menggerakkan beberapa bagian tubuhnya
Namun siapa sangka, bocah asal North
Bellmore, Long Island itu bisa bertahan. Sebab tim dokter berhasil menutup tiga
lubang di perut Adam. Untuk sementara, kedua orang tua Adam dapat bernafas
lega, meskipun perjuangan belum berakhir.
Dan karena penyakitnya yang langka,
Adam baru diberi obat percobaan yang disebut Eculizumab. Bahkan bisa dikatakan
Adam merupakan pasien anak pertama yang mendapatkan pengobatan tersebut.
Sementara menunggu efektivitas obat
tersebut, tim dokter juga tengah menantikan persetujuan dari perusahaan
asuransi keluarga Adam agar mereka dapat mulai memberikan obat percobaan kedua,
Trepostinal kepadanya. Mengapa harus minta persetujuan asuransi? Karena obat
kedua ini menelan biaya mencapai 180.000 dollar AS (sekitar Rp 2,2 miliar).
"Itupun obatnya hanya bisa
membantu meredakan gejala yang dialami Adam, serta memperpanjang umurnya. Bukan
menyembuhkannya dari penyakit tersebut," tutur Evan seperti dikutip dari
NY Daily News, Selasa (9/12/2014).
Kendati begitu, beberapa hari
belakangan sakit kepala yang dirasakan Adam mulai berkurang dan mata kanannya
tak lagi menutup sepenuhnya. Ini membuat harapan kedua orang tua Adam tumbuh
kembali. "Semoga pengobatan ini benar-benar membawa kemajuan untuk Adam,"
tutup ibu Adam, Dina.
No comments:
Post a Comment